BEBERAPA
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Samudera
Pasai
Merupakan
kerajaan Islam pertama di Indonesia. Didirikan oleh Laksamana Laut Mesih yang
bernama Nazimuddin Al Kamil. Pada tahun 1285 M kerajaan Samudera Pasai dapat
direbut oleh Marah Silu, sehingga dia diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan
Malik Al Saleh. Setelah meninggal, ia digantikan putranya Sultan Muhammad atau
yang dikenal dengan nama Malik Al Tahir. Ia memerintah samapai tahun 1326 M,
kemudian digantikan oleh Sultan Ahmad Malik Al Tahir.
Aceh
Didirikan
oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah atau disebut juga
Sultan Ibrahim. Kerajaan Aceh mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda. Selanjutnya Sultan Iskandar Muda digantikan oleh
menantunya yaitu Iskandar Tani.
Demak
Kesultanan
Demak didirikan oleh seorang adipati yang bernama Raden Patah. Untuk menghadapi
Portugis Armada Denak yang dipimpin Pati Unus (Putra Raden Patah) melancarkan
serangan terhadap Portugis di Malaka. Oleh karena itu Pati Unus diberi Gelar
Pangeran Sabrang Lor yang artinya pangeran yang pernah menyeberangi lautan di
sebelah Utara kesultanan Demak. Setelah Raden Patah meninggal, ia digantikan
oleh Pati Unus, selanjutnya Pati Unus diganti oleh Trenggana. Setelah sultan
Trenggana meninggal, terjadi pertikaian antara Pangeran Sekar Seda ing Lepen
(adik Trenggana)dengan Pangeran Prawoto (anak trenggana). Pangeran Prawoto
berhasil membunuh pangeran Sekar Seda Ing Lepen. Tetapi kemudian Pangeran
Prawoto dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar Seda ing Lepen). Arya
penangsang kemudian tampil menjadi sultan Demak ke 4. Pemerintahan Arya
Penangsang dipenuhin dengan kekacauan karena banyak orang yang tidak suka
dengannya. Hingga pada akhirnya seorang adipati Pajang bernama Adiwijaya atau
Jaka Tingkir atau Mas Karebet berhasil membinasakan Arya Penangsang. Setelah
kematian Arya Penangsang, kerajaan Demak berpindah ke tangan Jaka Tingkir.
Pajang
Pendiri
Kesultanan Pajang adalah Adiwijaya. Setelah Sultan Adiwijaya meninggal,
seharusnya pangeran Benawa yang menduduki tahta Pajang, akan tetapi ia
disingkirkan oleh Arya Pangiri (putra pangeran Prawata). Tindakan Arya Pangiri
menimbulkan upaya-upaya perlawanan, hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran
Benawa untuk merebut kembali tahta Pajang. Karena itu, ia menjalin kerjasama
dengan Mataram yang dipimpin oleh Sutawijaya. Setelah Arya PAngiri dapat
dikalahkan, pangeran Benawa justru menyerahkan kekuasaan pada Sutawijaya.
Selanjutnya Sutawijaya memindahkan Pajang ke Mataram sehingga berakhirlah
kekuasaan Pajang.
Mataram
Islam
Mataram
merupakan hadiah dari Adiwijaya kepada Ki Ageng Pamanahan karena ia telah
berjasa membantu Adiwijaya menaklukkan Arya Penangsang. Ketika Ki Ageng
Pamanahan meninggal, Mataram di pegang oleh putranya, Sutawijaya. Sutawijaya
diangkat menjadi Adipati Mataram dan diberi gelar Senopati ing Alogo Sayidin
Panatagama yang berarti panglima perang dan pembela agama. Sepeninggal
Senopati, Tampuk kekuasaan dipegang oleh putranya (Mas Jolang), tetapi Mas
Jolang meninggal sebelum berhasil memadamkan banyak pemberontakan. Penggantinya
adalah Raden Rangsang atau lebih dikenal dengan Sultan Agung. Pada masa
pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai masa kejayaan. Akan tetapi Mataram
mulai mengalami kemunduran ketika masa pemerintahan pengganti-pengganti Sultan
agung, misal Amangkurat 1 dan Amangkurat 11. Kemunduran Mataram yang lebih
utama karena aneksasi yang dilakukan Belanda. Setelah terjadinya perjanjian
Gianti, kerajaan Mataram dipecah menjadi dua bagian menjadi Kerajaan Surakarta
dan Kerajaan Yogyakarta. Lebih dadi itu, dengan adanya Perjanjian Salatiiga,
Kerajaan Surakarta terpecah lagi menjadi dua yaitu Mangkunegaran dan
Pakualaman/kasunanan.
Cirebon
Kasultanan
Cirebon didirikan oleh Syarief Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dengan
bantuan Fatahillah, kesultanan Cirebon dapat meluaskan kekuasaannya meliputi
Jayakarta dan Pajajaran. Kemenangan-kemenangan fatahillah membuat Sunan Gunung
Jati tertarik dan menjodohkan Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu. Ketika Sunan
Gunung Jati sudah menua, Kesultanan Cirebon diserahkan kepada putranya Pangeran
Muhammad Arifin dengan gelar Pangeran Pasaran Pasarean. Sepeninggal Pangeran
Pasarean, kedudukan Sultan diserahkan kepada Pangeran Sebakingking atau yang
bergelar Sultan Maulana Hasanuddin. Pada abad ke 17 terjadi perselisihan dalam
keluarga, sehingga kasultanan Cirebon pecah menjadi dua yaitu Kasepuhan dan
Kanoman.
Banten
Daerah
Banten di Islamkan oleh Sunan Gunung Jati. Pemerintahan dipegang oleh Sultan
Maulana Hasanuddin. Setelah Sultan Hasanuddin meninggal, ia digantikan oleh
putranya Maulana Yusuf. Kesultanan Banten mencapai masa keemasan pada masa
Sultan Ageng Tirtayasa. Akhir pemerintahan Sultan ageng ditandai dengan
persengketaan dengan putranya Sultan Haji yang bersekongkol dengan Belanda.
Makassar
Pada abad
ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan yaitu Goa dan Tallo. Kedua
kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tallo atau Makassar dengan ibu kota di
Sombaopu, dan dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di sulawesi. Raja-rajanya
adalah Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alauddin. Mangkubuminya
adalah Raja Talolo Karaeng Matoaya bergelar Sultan Abdullah. Sultan Hasanuddin,
yang pada masa pemerintahannya adalah puncak kejayaan Makassar.
Ternate
dan Tidore
Kerajaan
Ternate berdiri kira-kira abad ke 13. Ternate mencapai puncak kejayaan pada
masa pemerintahan Sultan Baabullah. Sedangkan raja yang terkenal dari Tidore
adalah Sultan Nuku.
0 komentar:
Posting Komentar