Pluto dijuluki sebagai 'bola salju' dengan permukaannya yang terdiri
dari es metana dan terletak 3,6
Dilansir Stuff.co.nz,
Jumat (3/10/2014), planet ini konon dianggap terlalu lemah untuk
disebut planet, karena tampak sebagai kelompok batu besar. Beberapa
ilmuwan kini mengatakan, Pluto yang statusnya menjadi 'planet kurcaci'
harus kembali disebut sebagai planet.
Owen Gingerich dari Harvard
yang memimpin komite definisi planet IAU berpendapat pada sebuah forum
bulan lalu, mengungkap bahwa sebuah planet adalah kata yang
didefinisikan budaya yang berubah dari waktu ke waktu. Pluto merupakan
salah satu planet di sistem tata surya.
Gareth Williams, direktur
asosiasi dari Minor Planet Center IAU mengungkapkan, Pluto bukan sebuah
planet. Planet merupakan objek dalam orbit yang mengelilingi matahari.
"Planet harus bulat atau hampir bulat," tambahnya.
Williams
mengatakan, Pluto gagal pada sifat planet yang tidak dikelilingi oleh
benda-benda dari ukuran dan karakteristik yang sama. Selain itu, Pluto
gagal disebut planet karena memiliki faktor lainnya seperti memiliki
'planet kerdil' di sekitarnya dan tumpang tindih dengan orbit Neptunus.
Pluto
kabarnya memiliki ukuran sekira seperlima ukuran Bumi. Perdebatan oleh
para ilmuwan ini kabarnya telah berlangsung sejak 18 September 2014.
miliar mil dari matahari. Pluto yang
pertama kali ditemukan pada 1930 diturunkan statusnya menjadi 'planet
kurcaci' oleh International Astronomical Union pada 2006.
Senin, 23 Maret 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar